Apabila bisnis Anda beroperasi secara internasional, tentunya Anda sering membayar atau menerima pembayaran dalam mata uang asing. Fungsi akuntansi forex adalah melacak berapa banyak uang yang diperoleh atau hilang pada transaksi yang melibatkan konversi mata uang asing ini. Panduan dasar ini dirancang khusus untuk membantu para pemiliki usaha dan UKM dalam memahami akuntansi forex sehingga dapat lebih mengontrol uang yang Anda kirim, terima, atau tukarkan dalam mata uang asing.
Apa itu Akuntansi Forex?
Ketika sebuah UKM bertransaksi secara internasional, ia menghasilkan arus kas, yaitu "hutang" atau "piutang" dalam mata uang asing. Mereka perlu melacak arus ini. Di sinilah akuntansi forex diperlukan.
Mari kita ambil contoh.
PT. ABC merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia, dan merancang software bisnis yang dijual ke klien di AS, Inggris, dan Australia. Setiap transaksi yang dilakukan PT. ABC melibatkan fluktuasi nilai tukar, sehingga PT. ABC perlu melakukan akuntansi forex untuk mempertahankan kendali atas arus kasnya.
Berikut cara kerja proses akuntansi forex:
Perusahaan menerjemahkan nilai piutangnya ke dalam mata uangnya sendiri.
Ini menggunakan kurs spot atau nilai tukar spot (spot exchange rates) , yaitu nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi tersebut diproses.
Selama transaksi tersebut diproses, nilai tukar antara mata uang lokal dasar perusahaan dan setiap mata uang asing akan terus berfluktuasi.
Fluktuasi ini menyebabkan perubahan nilai Rupiah (IDR) dari piutangnya.
Setelah konversi dari mata uang asing ke Rupiah (IDR), nilai Rupiah (IDR) akhir dapat mencerminkan keuntungan atau kerugian.
Perusahaan memperbarui nilai semua aset dan kewajiban di setiap periode pelaporan menggunakan kurs spot.
Pada akhir periode pelaporan, PT. ABC dapat mengukur secara keseluruhan apakah transaksi luar negeri tersebut menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Peran Nilai Tukar
Saat melakukan atau menerima pembayaran dalam mata uang asing, fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi laba perusahaan.
Untuk setiap pelanggan, piutang untuk PT. ABC akan berbeda:
Setiap transaksi dilakukan pada 10 Februari 2021 ketika nilai tukar spot antara Rupiah (IDR) dan tiga mata uang lainnya adalah sebagai berikut:
1 USD = IDR 14,374
1 GBP = IDR 20,000
1 AUD = IDR 11,107
Maka pada 10 February 2021, PT. ABC akan menagih 3 pelanggan tersebut dengan figur akuntansi sebagai berikut:
Selama rentang waktu antara pembayaran ini dimasukkan (10 Februari 2021) dan waktu pembayaran benar-benar diterima (3 Maret 2021), nilai tukar Rupiah (IDR) dan mata uang lainnya telah berfluktuasi. Rupiah telah naik dengan figur sebagai berikut:
Maka, pada 3 Maret 2021, entri jurnal akuntansi baru akan terlihat seperti ini:
Jika terjadi penurunan pada nilai Rupiah (IDR) dibandingkan mata uang asing lainnya, maka PT.ABC akan mengalami kerugian.
Dan figur akuntansi pada 3 Maret 2021 menjadi:
Mengapa penambahan dan pengurangan ini bisa terjadi?
PT.ABC melakukan kalkulasi konversi mata uang pada "harga pasar menengah". Namun, "nilai tukar mark-up" dan biaya tersembunyi dapat mengambil keuntungan besar, terutama jika bergantung pada transfer bank internasional. Disinilah perusahaan harus memiliki opsi yang lebih efektif dan optimal untuk transaksi internasional. Karena lain halnya dengan transaksi untuk tujuan pribadi, biasanya jumlahnya tidak sebesar transaksi bisnis sehingga dampak dari fluktuasi kurs tidak terlalu signifikan.
Istilah-istilah penting dalam akuntansi forex:
Tarif pasar menengah (mid-market rate)
Kurs pasar menengah adalah kurs "aktual" antara dua mata uang. Kadang-kadang disebut "kurs spot", ini adalah titik tengah antara penawaran dan permintaannya. Ini juga dikenal sebagai "suku bunga antar bank" karena ini adalah tingkat di mana bank memperdagangkan mata uang satu sama lain. Namun, ini bukan tarif yang digunakan bank pada saat mereka memperdagangkan mata uang dengan pelanggan.
Transaksi mata uang asing (Foreign currency transaction)
Transaksi mata uang asing dicatat dengan nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Selisih kurs yang timbul saat transaksi diselesaikan dilaporkan sebagai laba atau rugi.
Perbedaan pertukaran (Exchange difference)
Ini adalah perbedaan yang dihasilkan dari penerjemahan mata uang ke mata uang lain dengan nilai tukar yang berbeda.
Mark-up nilai tukar (Exchange rate mark-ups)
Ketika bank menjual mata uang asing kepada pelanggan atau mengonversi pembayaran internasional ke dalam mata uang yang berbeda, mereka menambahkan 'spread' ke tarif pasar menengah, yang dapat berkisar antara 0,07% -7%. Oleh karena itu, pelanggan akhirnya kehilangan uang, terutama jika mata uang lokalnya lebih lemah daripada mata uang lainnya.
Akuntansi lindung nilai (Hedge accounting)
Tidak seperti akuntansi valuta asing, akuntansi lindung nilai adalah teknik opsional yang memodifikasi dasar akuntansi normal untuk mengakui keuntungan dan kerugian atas instrumen dan item lindung nilai terkait.
Wallex: Alternatif yang lebih murah dari bank untuk transfer bisnis internasional
Ketika pembayaran dan penerimaan internasional dialihkan melalui bank atau penyedia transfer uang, nilai tukar yang buruk, mark-up yang signifikan, biaya konversi dan biaya transaksi tambahan merugikan UKM seperti PT. ABC. Seiring waktu, biaya ini semakin memengaruhi arus kas dan mengurangi keuntungan.
Wallex menawarkan solusi untuk masalah ini. Dengan akun multi-mata uang Wallex, UKM dapat dengan mudah mengelola lusinan mata uang - dan dengan demikian pembayaran internasional mereka - dari satu tempat dengan biaya rendah dan dengan biaya yang sepenuhnya transparan.
Wallex juga menawarkan akun mata uang lokal yang mudah digunakan yang memungkinkan bisnis menerima pembayaran dalam mata uang lokal pelanggan mereka, tanpa mark-up atau biaya tersembunyi. Selain itu, UKM seperti PT. ABC mendapatkan kontrol yang lebih besar atas pencairan, mereka dapat menghindari nilai tukar yang tidak menguntungkan dan bahkan memilih apakah akan melakukan dompet atau mentransfer dana mereka. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website kami.